Gubernur Harap RMP Jadi Off Taker Produksi Jagung

Daerah837 views

PENATGAS – Relawan Merah Putih (RMP) melalui Koperasi RMP Indonesia Mandiri kembali melaksanakan penanaman perdana tanaman jagung. Kali ini dilakukan di Desa Korololama, Kabupaten Morowali Utara, Sabtu (23/10) .

Penanaman perdana ini dilakukan Gubernur Sulteng, H. Rusdy Mastura dan Bupati Morowali Utara, DR. Delis Julkarson Hehi. Kegiatan RMP ini adalah yang keempat kalinya, pertama di Kabupaten Parigi Moutong, kedua di Kabupaten Banggai, dan ketiga di Kabupaten Banggai Kepulauan.

Penanam tanaman jagung merupakan tindak lanjut dari kerja sama Pemprov Sulteng dengan BRI tantang pemberdayaan masyarakat melalui fasilitas pinjam UMKM di Provinsi Sulawesi Tengah. Pihak BRI menyediakan dana Rp. 5 triliun untuk program pemberdayaan masyarakat.

Gubernur, H. Rusdy Mastura dalam sambutannya mengajak seluruh komponen untuk memberitahukan ke masyarakat bahwa ada Rp. 5 triliun di BRI bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah.

Menurutnya, dalam kondisi seperti sekarang bank-bank harus memberikan kredit kepada masyarakat. “Dengan perhitungan RMP dalam 1 hektar dapat menghasilkan 32 juta maka petani bisa kembalikan kreditnya. Dalam 1 ha kredit 14 juta termasuk biaya jadup. Bila ada jadup maka petani tak perlu ke rentenir,” kata Gubernur.

Permasalahannya adalah pada off taker. “Makanya saya mendorong perusahaan daerah dan RMP untuk menjadi off taker,” katanya.

Gubernur mengatakan, tidak hanya jagung bisa dikembangkan di Kabupaten Morowali Utara. Kabupaten ini memiliki sumber daya alam nikel dan sawit. “Ke depan kita cari kredit yang mudah untuk ternak sapi dan ternak lainnya milik keluarga. Hasilnya dapat disuplai ke perusahaan-perusahaan yang ada di Morowali Utara,” ujarnya.

Perusahaan pasti membutuhkan banyak tenaga kerja yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu orang. Bisa dibayangkan berapa kebutuhan makanan perusahaan untuk tenaga kerja yang bisa dipenuhi oleh masyarakat melalui usaha pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Karena itu masyarakat perlu kredit yang murah untuk mengembangkan usahanya di sektor itu,” kata Gubernur.

Gubernur berpesan kepada masyarakat untuk tidak bermalas-malasan. “Ideologi pembangunan saya adalah kapitalisme mawas diri, sosialisme mengembangkan diri. Jadi orang kaya harus sadar dalam kekayaannya ada hak orang miskin. Orang miskin jangan hanya tidur, bangunlah dari tidurmu untuk belajar dan bekerja lagi,” katanya.

Sebelumnya, Ketum Koperasi RMP Indonesia Mandiri, Mahfud Masuara mengatakan, anggota Koperasi RMP Indonesia Mandiri ditunjuk di Sulteng sebanyak 22.840 orang. Di Morut yang mengusulkan 500 ha lahan dari sebanyak 418 petani anggota koperasi RMP.

Mahfud mengatakan soal kerja sama Pemprov Sulteng dengan BRI tantang pemberdayaan masyarakat melalui fasilitas pinjam UMKM di Provinsi Sulawesi Tengah, dan Gubernur menunjuk Koperasi RMP Indonesia Mandiri sebagai pelaksana program.

“Itulah sebabnya kita berada di sini dalam rangka penanaman perdana tanaman jagung,” kata Mahfud.

Mahfud mengatakan visi misi RMP jelas yakni mengawal Gubernur dan Wakil Gubernur dalam pengentasan kemiskinan dan pemulihan ekonomi nasional.

Terkait dengan pilihannya pada tanaman jagung, Mahfud mengatakan karena tanaman jagung hanya dalam waktu 120 hari sudah bisa dimanfaatkan petani hasilnya. Konsep RMP bagaimana dalam 1 ha lahan bisa ditanami jagung sebanyak 83.833 pohon, dimana teknisnya sudah diatur oleh Manajer Pertanian RMP Andi Sofyan Yotolembah.

Mahfud berasumsi pada 83.833 pohon jagung, dengan menggunakan metode jajar legowo, maka anggaplah 3000 pohon mati karena dimakan hama dan yang hidup 80 ribu. Dalam satu tongkol yang hidup ketika panen, dengan asumsi minimal 100 gram, meski hasilnya ada yang 200 sampai 250 gram, kalau satu tongkol jagung kering ada 100 gram, berarti di lahan 1 ha itu ada 8 ton jagung.

“Nah dengan harga jagung, kalau di Palu 5.600 per kilo, tetapi taruhlah diambil 4000 per kilo, maka bisa dipastikan dalam 1 ha petani bisa memiliki 32 juta dalam waktu 120 hari. Ini bisa menaikkan taraf hidup masyarakat dalam sektor tanaman jagung,” jelasnya.

Mahfud menambahkan, RMP ingin melakukan double protection kepada petani. Kenapa? Bila ini sudah di-support oleh BRI maka terjadi asuransi dari sisi kreditur. Bila jagung sudah ditanam maka akan ada asuransi Jasindo akan melakukan proteksi terhadap tanaman jagung tersebut bila gagal panen.

Lanjut Mahfud, RMP ingin dalam program ini tidak menghasilkan piutang-piutang baru di tengah masyarakat, di tengah program riil Gubernur Sulteng untuk menghasilkan daya beli dan penghasilan masyarakat, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera di Provinsi Sulawesi Tengah.

Dia mengakui program ini belum populer karena belum massif dilakukan RMP. “Tapi bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, Koperasi RMP bukan hanya memberikan modal dan pupuk, tapi juga kami akan bekerja sama dengan perusahaan daerah untuk menjadi off taker, pembeli terhadap produk pertanian yang dilakukan anggota koperasi,” katanya.(sya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed