PENATEGAS – Di tengah maraknya isu nasional tentang stunting (gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi), maka seluruh daerah berlomba – lomba untuk menurunkan angka gagal tumbuh anak.
Salah satunya adalah dengan menyertakan ikan sebagai salah satu sumber gizi yang sempurna untuk diberikan kepada anak Bawah Usia lima tahun (Balita). Seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Donggala, Ali Assegaf, S.Pi., M.H yang terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Donggala dengan menyediakan sumber ikan guna mencukupi target 48 kilogram perkapita pertahun.
Menurut kadis yang akrab disapa Ali, tugas Dinas Perikanan Kabupaten Donggala memiliki peran dalam permasalahan stunting sejak 1.000 hari pertama kehidupan manusia dengan pemenuhan ikan sebagai salah satu sumber protein yang tersedia untuk ibu hamil.
Kadis yang memiliki segudang pengalaman di sektor perikanan menjelaskan, tugas Dinas Perikanan Kabupaten Donggala dalam menangani stunting sifatnya sensitif (penanganan yang tidak berhubungan langsung), namun bertanggung jawab dengan 1.000 hari pertama kehidupan manusia.
“Kita harus bertanggung jawab untuk mengurus pemenuhan protein dari ikan untuk 1.000 hari pertama kehidupan manusia dengan mengajak ibu hamil untuk makan ikan segar sebagai sumber gizi utama,” ucap Ali Assegaf.
Guna memenuhi kebutuhan protein ikan bagi masyarakat maka, Dinas Perikanan Kabupaten Donggala terus menggenjot produksi ikan agar daya masyarakat untuk makan ikan semakin tinggi.
“Saya sudah menargetkan agar masyarakat Donggala harus makan ikan minimal 48 kilogram perkapita, pertahun untuk pemenuhan protein ikan dan menghindari masalah stunting. Sebelum ada isu stunting, saya sudah memiliki target agar dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Donggala melalui ikan, minimal 48 kilogram pertahun perkapita,” kata Ali Assegaf.
Untuk tahun 2023 tambahnya, Dinas Perikanan Kabupaten Donggala mengejar target pemenuhan protein ikan sebanyak 48,90 persen dari angka nasional di kisaran 59.6 persen.
Kadis Ali Assegaf mengemukakan, indikator terkait pemenuhan protein ikan sebanyak 48 kilogram perkapita pertahun dapat terlihat melalui parameter diantaranya, produksi ikan meningkat, rumah makan sepanjang Pantai Barat Kabupaten Donggala tak luput dari menu ikan.
“Artinya, sepanjang wilayah Pantai Barat konsumsi ikan bagi masyarakat merupakan prioritas ditambah banyaknya sentra produksi Perikanan,” unkap Kadis Perikanan.
Untuk mendukung program stunting di Kabupaten Donggala, Dinas Perikanan hanya mendapat alokasi dana senilai 60 juta. Meskipun nilai tersebut sangat sedikit dengan rencana Dinas Perikanan, namun ini tetap diupayakan agar masyarakat lebih giat makan ikan.
Sekalipun demikian pemenuhan ikan di wilayah Pantai Barat telah mencukupi, namun masih ada juga masyarakat Kabupaten Donggala yang belum dapat terpenuhi dengan kebutuhan ikan. Adalah Kecamatan Pinembani yang daerahnya berada di atas gunung dan terpencil.
Kecamatan yang memiliki 9 desa ini mendengar nama ikan sangat berharga baginya. Untuk memenuhi kebutuhan ikan masyarakat, Dinas Perikanan Kabupaten Donggala telah 2 kali membagikan ikan segar maupun ikan kering kepada warga Kecamatan Pinembani.
“Beberapa waktu lalu kami bersama bupati untuk kedua kalinya membagikan ikan segar sebanyak 2-ton dan ikan kering sebanyak 1 ton. Masyarakat Pinembani memerlukan dua jenis ikan yaitu, ikan segar dengan ikan kering. Ikan segar untuk kebutuhan di rumah, sedangkan ikan kering untuk dibawa ke kebun,” terang Ali Assegaf.
Upaya pemenuhan protein ikan bagi masyarakat Pinembani tidak berhenti hanya dengan pembagian ikan segar dan ikan kering. Baru -baru ini, Dinas yang dipimpin Ali Assegaf membuat sebuah program yang namanya budidaya ikan tawar.
Program yang digagas Kadis Ali Assegaf tercipta setelah melihat potensi Kecamatan Pinembani memiliki sumber air yang melimpah, sehingga berpeluang untuk membudidayakan ikan air tawar agar masyarakat dapat menikmati ikan air dari hasil produksinya sendiri.***