Kriteria Ketat Tentukan Pemenang di “24 Hour Balabirawa XI”: Antara Strategi, Misi, dan Fair Play

Daerah224 views

PENATEGAS Ajang simulasi militer (milsim) paling bergengsi di Sulawesi Tengah, “24 Hour Balabirawa XI”, bukan sekadar adu tembak airsoftgun.

Lebih dari itu, kompetisi ini adalah panggung ujian strategi, ketahanan fisik, kecerdikan taktik, dan soliditas tim dalam menuntaskan misi selama 24 jam penuh tanpa henti.

Sekretaris Jenderal Induk Organisasi Olahraga Airsofter Brotherhood Unity (INORGA A.B.U) Regional Representatif Sulawesi Tengah, Abdul Manan, S.H., M.H., menjelaskan bahwa penilaian pemenang dalam event milsim tidak ditentukan secara sembarangan. “Ada dua aspek besar yang menjadi tolok ukur utama,” ujarnya dengan tegas.

Aspek pertama, kata Abdul Manan, adalah penyelesaian misi utama. Tim yang berhasil menuntaskan seluruh atau sebagian besar misi yang ditetapkan panitia akan memiliki peluang besar untuk keluar sebagai juara. “Misi bisa berupa penangkapan objek penting, eliminasi target, hingga penguasaan wilayah strategis,” terangnya.

Aspek kedua adalah poin terkumpul. Setiap tugas, aksi, dan keputusan taktis memiliki nilai tersendiri yang akan menentukan posisi tim di papan klasemen akhir.

“Setiap keberhasilan misi memberi poin, sementara tindakan kunci seperti mendapatkan intelijen atau menyelesaikan tugas khusus bisa memberikan poin tambahan,” imbuhnya.

Namun, bukan hanya soal menembak atau menyergap. Fair play dan kerja sama tim menjadi elemen penting yang turut menentukan kemenangan. Panitia memantau secara ketat sportivitas peserta, memastikan setiap tim bermain jujur, menghormati aturan, dan menjaga semangat persaudaraan antar-airsofter.

“Pemain yang sportif dan patuh aturan akan mendapatkan apresiasi tersendiri dari panitia,” jelas Abdul Manan yang juga dikenal sebagai pengacara muda sekaligus dosen aktif Universitas Muhammadiyah Palu.

Menariknya, jumlah eliminasi lawan bukan menjadi faktor utama, melainkan komplementer. “Kemenangan sejati dalam milsim bukan tentang berapa banyak lawan yang tumbang, tetapi seberapa efektif tim mengatur strategi, membaca situasi, dan menuntaskan misi tanpa kehilangan integritas,” tuturnya penuh makna.

Dengan sistem penilaian yang komprehensif dan ketat ini, Balabirawa XI bukan hanya menjadi ajang adu keterampilan menembak, tetapi juga wadah pembentukan karakter prajurit sipil modern, disiplin, cerdas, sportif, dan pantang menyerah.

Sebuah kompetisi yang bukan sekadar permainan, melainkan simbol persaudaraan dan kehormatan di antara para pejuang simulasi militer Sulawesi Tengah.

Baca Juga: https://penategas.id/balabirawa-xi-adu-strategi-dan-ketahanan-dalam-simulasi-militer-24-jam-di-palu/

News Feed