DPPKB Donggala Sosialisasikan MKJP

Daerah340 views

PENATEGAS – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Donggala, Drs. H. Lasamudia, M.Si mengharapkan masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) berpartisipasi aktif dalam program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dengan menjadi peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Ungkapan tersebut disampaikan Kadis PPKB Donggala saat membuka Sosialisasi Peningkatan Kesertaan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Pertemuan Penguatan Jejaring Jalur Pemerintah dan Swasta di Aula Serbaguna Desa Tompe Kecamatan Sirenja(24-25/3).

“Ada 4 pilihan penggunaan kontrasepsi jangka panjang dalam ber-KB, yakni IUD, Implant, MOP dan MOW. Keempat metode kontrasepsi tersebut memiliki kelebihan dan karakteristik masing-masing. Namun secara umum, penggunaan MKJP pada PUS sangat membantu upaya pemerintah dalam rangka pengendalian penduduk,” ucap Lasamudia.

Kadis menyebutkan, alat kontrasepsi Intra Uterin Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terbuat dari plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang berisi hormon.

DPPKB Donggala Sosialisasikan MKJP
Peserta Sosialisasi Peningkatan Kesertaan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Pertemuan Penguatan Jejaring Jalur Pemerintah dan Swasta di Aula Serbaguna Desa Tompe Kecamatan Sirenja (24-25/3). (dok. DPPKB)

Alat kontrasepsi inipraktis dan ekonomis, efektivitasnya tinggi dan kesuburan segera kembali jika diambil. Sementara alat kontrasepsi Implant atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau susuk KB tambah Kadis PPKB, merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari 1,2, atau 6 kapsul seperti korek api yang dimasukkan ke bawah kulit lengan kiri atas yang secara perlahan akan melepaskan hormon progesteron selama 3 – 5 tahun.

“Secara kesehatan alat kontrasepsi ini memiliki kelebihan tidak menekan produksi ASI, praktis dan efektif serta kesuburan cepat kembali setelah dicabut, terangnya.

Sedangkan Metode Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi dan Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang diprioritaskan bagi PUS yang tidak menginginkan anak lagi.

Sehingga diarahkan pada PUS yang sudah memiliki anak 2, usia istri minimal 35 tahun, serta ada persetujuan dari pasangannya.” Metode kontrasepsi ini sifatnya permanen, tidak mengganggu hubungan seksual dan tidak ada efek samping,” sebut kadis

Hadir dalam kegiatan tersebut unsur pemerintah Kecamatan Sirenja, kader KB, dan PUS Kecamatan Sirenja. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed