PENATEGAS – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Donggala melakukan Analisa penyebab stunting yang saat ini masih memerlukan penanganan serius.
Hal tersebut dikemukakan, Kepala DPPKB Kabupaten Donggala, Drs. H. Lasamudia, M.Si kepada penategas.id di ruang kerjannya Jumat (2/12).
Menurut Kepala DPPKB, dalam analisa penyebab stunting, pemerintah Kabupaten Donggala melalui DPPKB terus melakukan langkah konkrit guna mengatasi masalah stunting yang diderita pada anak di sejumlah desa di Kabupaten Donggala.
“Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga anak dalam pertubuhan terlalu pendek untuk usianya. Stunting akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak dan meningkatnya risiko kejadian penyakit kronis pada saatdewasa,” ucap Lasamudia.
Terkait masalah stunting, DPPKB Kabupaten Donggala menurut kadis mengacu pada Peraturan Presiden Nomor : 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Nomor : 12/2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021-2024.
Dalam gambaran Analisa lanjut Lasamudia, penyebab stunting, yaitu ; Pertama, rendahnya pengetahuan ibu tentang Air Susus Ibu (ASI) ekslusif, Gizi yang dikonsumsi, pengolahan bahan makanan yang baik, serta kurangnya penerapan PHBS di RumahTangga.
Kedua, terjadinya pernikahan usia dini, dimana mayoritas bayi dibawah usia dua tahun. Stunting merupakan anak dari pasangan yang menikah pada usia antara 15-20 tahun.
Ketiga, pemberian makanan tambahan tidak sesuai dengan umur anak. Anak yang berusia kurang dari 6 bulan sudah diberi makanan tambahan seperti nasi, pisang, bubur dan madu.
Keempat, tingkat ekonomi rendah, berdampak pada rendahnya akses pangan keluarga. Makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga kurang bervariasi, sehingga kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi dengan baik.
Kelima, si ibu mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) saat hamil. Keenam, balita yang stunting karena ada riwayat penyakit bawaan Lahir.
Ketujuh, jarak kelahiran yang terlalu dekat (2 tahun) serta jumlah anak banyak, mempengaruhi pengasuhan anak khususnya dari segi pemberian makanan serta pengawasan orang tua pada personal hygiene pada anak. Kedelapan, Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tingkat pendidikan yang rendah, tandasnya.
Dari delapan masalah penyebab stunting tersebut, sehingga pemerintah Kabupaten Donggala sangat serius dalam penanganan stunting yang jumlahnya cukup besar di Kabupaten Donggala, tutup Kadis PPKB.