Talk Show “2 Kota 1 Panggung”: Saat Balikpapan dan Palu Bergerak, Bukan Sekadar Tampil

Nasional42 views

PENATEGAS Sebagai bagian dari rangkaian Event Nasional “2 Kota 1 Panggung, sebuah talk show inspiratif digelar, menghadirkan seniman lintas kota dan lintas generasi dalam satu ruang dialog yang hangat dan berisi.

Acara yang disiarkan langsung melalui YouTube dan Radio Onix 88.7 FM, Kamis (13/11/25) ini menjadi momentum penting bagi dunia seni di Indonesia Timur khususnya bagi dua kota penggerak Balikpapan dan Palu.

Dipandu oleh Nani Yahya, penyiar senior Radio Onix, sesi diskusi ini menghadirkan Panca Bayu Murti, Koordinator Event “2 Kota 1 Panggung”, yang menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan tindakan kultural.

“Dua Kota Satu Panggung bukan tampil, tapi bergerak. Seni tidak lahir dari panggung megah atau tepuk tangan, melainkan dari tanah yang retak, dari tangan yang belepotan cat, dan dari suara yang tak sempat didengar,” ujar Panca dengan nada penuh makna.

Ia menambahkan bahwa lebih dari 100 seniman, komunitas, dan pelaku budaya bergabung dalam gerakan ini bukan untuk mencari sorotan, tetapi untuk menciptakan cahaya.

“Kami datang bukan untuk tampil, tapi untuk bergerak bersama — membelah jarak, menganyam jejaring, dan menyalakan api yang lama tertimbun,” tegasnya.

Diskusi mengalir dengan santai namun sarat makna, menegaskan pandangan bahwa seni adalah tubuh perlawanan yang lembut.

“Seni adalah bahasa yang bisa menyembuhkan kota, menyatukan yang tercerai, membangunkan yang terlupa, merawat yang rapuh, dan menguatkan yang lelah,” lanjut Panca.

Hadir pula Udhin FM sebagai narasumber kedua, yang menyoroti bagaimana isu-isu sosial dan lingkungan turut menjadi inspirasi dalam karya para seniman.

“Kami akan mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat, termasuk persoalan polusi dan sampah.

Palu hadir membawa semangat pelestarian budaya, lingkungan, gerak tari, dan sastra lewat penampilan epik yang akan menghipnotis penonton,” ungkapnya.

Udhin juga menyoroti tantangan besar bagi para seniman di era digital. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat, katanya, menjadi kunci agar seni tetap hidup di tengah arus modernisasi.

“Kami berdiri di sini, di tanah yang sama, di bawah langit yang sama — menegaskan bahwa kebudayaan tidak akan mati di antara rapat dan peraturan.

Selama masih ada satu tangan yang mau melukis, satu tubuh yang mau menari, satu suara yang berani bersuara seni akan tetap bergerak,” tutupnya.

Talk show ini menjadi refleksi bahwa “2 Kota 1 Panggung” bukan sekadar festival, melainkan perayaan akar dan perlawanan yang hangat.

Dari Balikpapan hingga Palu, dua kota ini sepakat: seni adalah gerak yang tak bisa lagi ditahan sebuah perjalanan menuju kesadaran baru bahwa budaya hidup ketika ia digerakkan bersama.

 

Baca Juga: https://penategas.id/final-check-2-kota-1-panggung-gerak-kolaborasi-tanpa-batas-dari-balikpapan-dan-palu/

News Feed