PENATEGAS – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah mengajak seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Donggala untuk bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas Kampung Keluarga Berkualitas (KB).
Hal ini disampaikan dalam Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Kampung KB yang digelar di Aula Kantor Dinas Pengendalian dan Keluarga Berencana (P2KB), Kabupaten Donggala pada Kamis (09/11/2023).
Melalui kesempatan tersebut selaku Kepala Dinas P2KB Kabupaten Donggala, Drs. H. Lasamudia, M.Si, mengungkapkan bahwa Kampung KB di Kabupaten Donggala perlu dikembangkan secara massif dan berkelanjutan, mengingat jumlahnya masih sedikit dan belum merata.
“Kampung KB di Kabupaten Donggala terbentuk sebanyak 31 Kampung KB dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala. Padahal, sebenarnya tahun ini semua desa di Kabupaten Donggala harus dijadikan Kampung KB. Karena itu, saya minta kepada semua OPD, kementerian, lembaga, dan mitra kerja BKKBN untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam mewujudkan Kampung KB di seluruh wilayah Donggala”, ujarnya.
Ketua Tim Kerja Dalduk, Muh. Rosni, SE., M.Si, mengatakan bahwa Kampung KB merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Donggala, sesuai dengan Inpres No. 3 tahun 2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan Kampung KB.
“Kampung KB adalah model pembangunan berbasis masyarakat yang mengintegrasikan berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan kependudukan. Dengan Kampung KB, kita bisa mendorong terciptanya keluarga berkualitas, sejahtera, dan berdaya. Untuk itu, saya harapkan pada tahun 2023 ini, setidaknya 40 persen desa di Kabupaten Donggala sudah dicapai menjadi Kampung KB, dan pada tahun depan bisa lebih cepat semua desa menjadi Kampung KB”, ucapnya.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Donggala, Dr. Irwan, S.Pd., M.Si mengatakan bahwa Kampung KB harus tidak hanya banyak, tetapi juga berkualitas.
“Kampung KB harus memiliki indikator-indikator keluarga berkualitas, seperti angka kelahiran, angka kematian, angka harapan hidup, dan angka kemiskinan yang sesuai dengan standar nasional. Selain itu, Kampung KB juga harus memiliki kelompok-kelompok kegiatan yang aktif dan produktif, seperti Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor, Pusat Informasi dan Konseling Remaja, dan Rumah Data Kependudukan Kampung KB. Dengan demikian, Kampung KB bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Donggala”, tuturnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan Lembaga Adat Desa dan Teknologi Tepat Guna, Nasmah, ST, mengatakan bahwa kriteria wilayah yang bisa dijadikan Kampung KB adalah wilayah yang memiliki potensi dan tantangan dalam bidang kependudukan dan keluarga berencana, seperti kumuh, pesisir/nelayan, daerah aliran sungai, kawasan miskin, terpencil, dan perbatasan.
“Di Kabupaten Donggala, kampung KB pertama yang dicapai pada tahun 2016 adalah Kampung KB Tamarenja, yang merupakan wilayah pesisir dan nelayan. Kampung KB ini berhasil mengubah wajah dan nasib masyarakatnya menjadi lebih baik dengan berbagai program dan bantuan dari BKKBN dan mitra kerjanya”, ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala, dr. Syahriar M.Kes, mengatakan bahwa salah satu isu penting yang harus diatasi oleh Kampung KB adalah stunting, yaitu kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya dan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
“Target Stunting di Indonesia tahun 2024 harus 14 persen, sedangkan di Kabupaten Donggala mengalami kenaikan dari tahun kemarin yaitu, 29,5 persen menjadi 32,4 persen. Kenaikan stunting bukan masalah orang miskin, tetapi pola asuh kepada anak yang sangat penting. Oleh karena itu, saya menghimbau kepada semua orang tua di Kampung KB untuk memberikan asupan gizi yang seimbang dan bervariasi kepada anak-anak mereka, serta mengajak mereka untuk beraktivitas fisik dan bermain secara sehat”, terangnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Kementrian Agama, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Badan Pusat Statistik, Dinas Perdagangan, dan PKB/PLKB. (***)