PENATEGAS – Forum perpustakaan perguruan tinggi Indonesia (FPPTI) Sulteng bersama Politeknik cendrawasih Palu menggelar Seminar dan workshop digital literacy and writing skills, selama dua hari, 1-2 November 2025, yang dipusatkan di Aula Politeknik cendrawasih Palu.
Adapun peserta kegiatan tersebut adalah para pustakawan dan kepala perpustakaan perguruan tinggi se Sulteng.
Ketua FKPPTI Sulteng, Dr H Saharuddin Lurang, S.Sos,. M.Si mengatakan, seminar yang mengangkat tema smart-writing and scholarly integrity: mengintegrasikan literasi AI dan etika dalam strategi penulisan jurnal bereputasi Global itu digelar untuk memberikan pemahaman kepada para pustakawan untuk memahami penulisan jurnal yang baik dan terintegrasi literasi AI.
“Bagaimana kita memanfaatkan AI untuk membantu menulis, tetapi menghindari plagiasi,” jelas Saharuddin.
Kata dia, tema seminar dan whorkshop ini, mengandung pesan bahwa kemampuan menulis ilmiah di era digital tidak hanya bergantung pada kecerdasan teknis atau bantuan teknologi seperti kecerdasan buatan atau AI, tetapi juga harus dilandasi oleh integritas akademik, etika ilmiah, dan kecakapan literasi digital yang tinggi.
“AI bukanlah ancaman, akan tetapi harus tetap waspada akan tanggungjawab akademik tulisan kita dengan memanfaatkan AI tersebut,” jelasnya.
Kata Saharuddin, Teknologi tidak boleh dihindari, tetapi dibijaki dengan bertanggung jawab. “AI ini adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, tetapi tetap harus dibijaki dengan penuh rasa tanggungjawab yang tinggi,” tandanya.
Kegiatan tersebut menghadirkan Narasumber Pakar Ilmu komunikasi Untad Palu, Dr. Achmad Herman, S.Sos., M.Si.
Sementara Direktur politeknik cendrawasih, Enggar, SST., M. Keb saat membuka kegiatan mengatakan, Tujuan seminar Digital Literacy and Writing Skill itu, pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memanfaatkan teknologi digital secara bijak dan produktif dalam kegiatan menulis dan atau menilai tulisan akademik di perguruan tingginya masing-masing.
“Kegiatan ini mendorong integrasi etika dan keaslian dalam penulisan dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kejujuran akademik, anti-plagiarisme, serta pemanfaatan kecerdasan buatan secara bertanggungjawab,” jelasnya.(*)







