PENATEGAS – Forum koordinasi pencegahan terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Tadulako, menggelar Kuliah Tamu dengan tema Penguatan Narasi Multikulturalisme dalam perspektif HAM, Senin (26/05/25).
Kegiatan yang dipusatkan di ruang Vicom Fakultas Hukum Untad Palu itu, menghadirkan narasumber, Dr. Amanah Nurish, MA, Dosen kajian terorisme Universitas Indonesia.
Ketua FKPT Provinsi Sulteng, Dr. Sofyan Bachmid, S.Pd., M.M mengatakan, kegiatan kuliah tamu ini, sangat tepat dan memberikan nilai positif bagi masyarakat dalam memahami multikulturalisme di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.
Kata Sofyan, sebuah perbedaan adalah keniscayaan, sehingga perbedaan itu tidak bisa dihindari, tetapi merupakan rahmat dan saling melengkapi.
“Jangan jadikan perbedaan kearah negatif. Piagam Madinah contohnya memberikan kesempatan bagi kaum Yahudi untuk bebas dan dijaga serta dihormati oleh kaum Muslimin,” jelasnya.
Piagam Madinah di zaman Nabi Muhammad SAW, kata Sofyan, mencakup berbagai kelompok masyarakat, termasuk umat Islam, Yahudi, dan suku-suku Arab lainnya untuk dijaga dan saling menjaga dan menghormati satu sama lain.
“Piagam Madinah Ini menunjukkan penghormatan terhadap keberagaman agama dan budaya di Madinah,” jelas Sofyan.
Kondisi Madinah saat itu, terang Sofyan, merupakan cerminan Indonesia saat ini. Sehingga penting bagi semua elemen untuk saling menghormati dan saling menjaga.
“Membangun komunikasi adalah penting dalam menjaga multikulturalisme ini,” jelasnya.
Dengan adanya kuliah tamu tersebut, Sofyan berharap, dapat memberikan pencerahan kepada para pihak, mahasiswa, dosen dan masyarakat sehingga mampu mencegah Masyarakat terpapar aksi-aksi radikal dan terorisme.
“Kita terus mengupayakan melakukan pencegahan agar anak-anak kita, Masyarakat kita, tidak terpapar aksi yang tidak kita inginkan,” tandasnya.
Sementara Dekan Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Dr. Awaluddin, S.H., S.E., M.H menyambut baik kegiatan tersebut. Dia mengatakan bahwa kebebasan beragama, hubungan antar kelompok, kewajiban mempertahankan kesatuan hidup, menjadi penting untuk terus dijaga agar tercipta perdamaian di dunia.
“Kegiatan kuliah tamu ini menjadi point penting untuk menjaga perdamaian dalam multikulturalisme dan tentu menghargai keberagaman budaya dalam masyarakat Sulawesi Tengah,” tandasnya.