PENATEGAS – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Tomakaka Tiwikrama Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, kembali menggelar kegiatan pembekalan bagi mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-5.
Kegiatan ini dilangsungkan pada Minggu, (03/08/25) dalam rangka persiapan mahasiswa sebelum diterjunkan ke lokasi pengabdian.
Kegiatan pembekalan yang menghadirkan, Ketua Badan Pengelola Harian (BPH) STKIP Tomakaka Tiwikrama, Hojianto, S.Pd., M.Si., M.Pd, dalam kesempatan tersebut menyampaikan materi Adab dan Etika.
Dalam pemaparannya, Hojianto menegaskan bahwa KKN merupakan wujud konkret dari Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.
“Kuliah Kerja Nyata bukan sekadar rutinitas akademik, tetapi merupakan sarana bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan secara nyata di masyarakat. Ini adalah bagian dari proses pembentukan karakter, kepemimpinan, dan kemampuan sosial mahasiswa,” ujar Hojianto di hadapan para peserta dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, Hojianto menjelaskan bahwa seluruh lokasi KKN telah melalui proses survei dan seleksi yang matang oleh panitia. Karenanya, mahasiswa dituntut untuk menjalani program KKN dengan pendekatan yang terencana, terukur, dan penuh tanggung jawab.

Kegiatan pembekalan ini sendiri dirancang sebagai bekal utama bagi mahasiswa agar siap secara intelektual, emosional, dan sosial ketika berada di tengah masyarakat.
Beberapa materi strategis yang disampaikan dalam pembekalan antara lain: Perbedaan dan persamaan mendasar antara adab dan etika, Adab dalam pergaulan masyarakat, serta Pemahaman kode etik guru sebagaimana tertuang dalam Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Selain itu, mahasiswa juga dibekali pemahaman tentang konsep dan teknis pelaksanaan KKN, sistem monitoring dan evaluasi (Monev), serta strategi komunikasi yang efektif di lingkungan sosial.
“Mahasiswa harus memahami betul nilai-nilai kultural dan kearifan lokal di lokasi penempatan. Prinsip ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’ harus menjadi pedoman dalam bertindak dan berinteraksi,” tambah Hojianto.
Sebagai Pendiri Yayasan Lembaga Peduli Pendidikan Kabupaten Donggala (LPPKD) Hojianto menekankan pentingnya menjalin komunikasi yang sehat dan harmonis dengan tokoh masyarakat, pemerintah desa, serta warga sekitar.
Mahasiswa dituntut aktif dalam mengenali dan merespons kebutuhan masyarakat setempat, sekaligus menciptakan program-program yang berdampak langsung dan berkelanjutan.
“Mahasiswa STKIP Tomakaka bukan hanya pembelajar, tapi juga agen perubahan. Inilah momen bagi kalian untuk menunjukkan kepedulian, kreativitas, serta dedikasi kalian kepada bangsa,” tegas Hojianto mengakhiri arahannya.
Kegiatan pembekalan berlangsung dalam suasana penuh antusiasme. Mahasiswa tampak bersemangat mengikuti setiap sesi, menyadari bahwa KKN bukan hanya kewajiban akademik, tetapi juga kesempatan emas untuk mengabdi dan belajar langsung dari masyarakat.
Dengan semangat Tridharma Perguruan Tinggi, mahasiswa STKIP Tomakaka siap menjadi pelopor perubahan di desa-desa yang akan mereka tempati.
Mereka membawa harapan, ide, dan semangat kolaborasi untuk membangun masyarakat yang lebih mandiri, berdaya, dan sejahtera.
Baca Juga : https://penategas.id/dee-lubis-dieksekusi-terkait-kasus-korupsi-ttg/