Akses Jalan Sintulu Terputus Akibat Cuaca Ekstrem, Warga Desak Pemerintah Donggala Bergerak Cepat

Daerah63 views

PENATEGAS – Cuaca ekstrem yang semakin tak terprediksi kembali memukul kehidupan warga Kabupaten Donggala. Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak Senin dini hari (17/11/25) menyebabkan akses jalan vital di Dusun III Sintulu terputus total.

Sejumlah titik longsor memutus jalur penghubung, sementara material tanah dan bebatuan menutup seluruh badan jalan, membuat aktivitas warga lumpuh seketika.

Bagi masyarakat Desa Lumbumamara, Kecamatan Banawa Selatan, kondisi ini bukan sekadar gangguan sementara melainkan ancaman nyata. Desa ini selama bertahun-tahun dikenal sebagai salah satu wilayah paling rawan banjir dan longsor di Donggala.

Warga menggambarkan situasinya sebagai “horor” setiap kali hujan turun deras, sebab mereka tak pernah tahu kapan bencana akan kembali datang.

Warga berharap pemerintah Kabupaten Donggala tidak hanya sekadar hadir dalam bentuk imbauan dan dokumentasi, tetapi menunjukkan langkah konkret yang cepat, tegas, dan berkelanjutan.

Mereka menegaskan bahwa akses jalan di Sintulu bukan jalur kecil yang bisa diabaikan. Ini adalah urat nadi mobilitas masyarakat, mulai dari pelajar, petani, pedagang, hingga layanan kesehatan.

“Kami memohon dan mendesak Bupati Donggala, Ibu Vera Elena Laruni, untuk turun tangan secara serius. Longsor ini bukan kejadian pertama, dan jika tidak ada pembenahan menyeluruh, akan terus berulang. Kami butuh tindakan nyata, bukan janji,” ujar Afid salah seorang pemuda di Desa Lumbumamara.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Ibu Bupati memang dikenal responsif dalam menangani situasi darurat. Namun masyarakat kini meminta lebih dari sekadar respons cepat pasca bencana.

Mereka ingin adanya program mitigasi jangka panjang, penguatan tebing, drainase memadai, monitoring kawasan rawan longsor, hingga penyediaan alat berat yang standby di kecamatan rawan bencana.

Kondisi hari ini, menurut Afid, adalah bukti nyata bahwa infrastruktur vital di Donggala masih sangat rentan. Cuaca ekstrem tidak bisa dikendalikan, tetapi kesiapsiagaan pemerintah seharusnya bisa ditingkatkan.

Warga mengkritik lambannya penanganan awal, terutama pada daerah-daerah yang sudah lama diketahui rawan dan membutuhkan perhatian khusus.

“Setiap tahun kami menghadapi ancaman yang sama. Bukankah ini seharusnya sudah diantisipasi? Jangan tunggu korban jiwa baru kita sibuk bergerak,” tegasnya.

Masyarakat meyakini kemampuan dan rekam jejak Bupati dalam gerak cepat (GERCEP) menangani situasi darurat. Karena itu, mereka menaruh harapan besar agar penanganan longsor di Sintulu menjadi prioritas, bukan rutinitas yang hanya berlangsung saat bencana datang.

Kini warga menunggu bukti nyata, kapan akses jalan itu kembali bisa dilalui, dan kapan desa mereka terbebas dari ketakutan yang sama setiap kali hujan mengguyur. Pemerintah dituntut hadir tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi sebelum semuanya terlambat.

 

Baca Juga:  https://penategas.id/udhin-fm-arsitek-visioner-di-balik-layar-suksesnya-2-kota-1-panggung/

News Feed