Tari Molafa: Warisan Budaya Suku Tobalesan Pesisir Pantai yang Perlu Dilestarikan

Daerah931 views

PENATEGAS – Tari Molafa merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Suku Tobalesan, di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Suku adat yang mendiami daerah pesisir pantai wilayah timur Indonesia memiliki tarian yang bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi memiliki makna mendalam yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat pesisir, terutama dalam hal pencaharian mereka sebagai nelayan.

Tari Molafa biasanya ditampilkan pada waktu air laut surut, sebuah momen penting bagi masyarakat Tobalesan karena saat itulah mereka memulai aktivitas mencari kerang, ikan, dan hasil laut lainnya yang menjadi sumber mata pencaharian utama.

Namun ini kali Tari Molafa ditampilkan oleh Siswa SMPN 7 Balaesang Tanjung pada pegelaran Festival Lomba Seni dan Sastra yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Donggala di Aula Kasiromu Kantor Bupati Donggala, Sabtu (24/05/25).

Warga Tobalesan yang berdiam di Desa Ketong, Suapri kepada penategas.id mengatakan, Gerakan dalam Tari Molafa menggambarkan semangat, kerja keras, dan kebersamaan masyarakat dalam memanfaatkan anugerah alam yang diberikan oleh laut.

Ciri khas tarian ini terletak pada gerakannya yang dinamis namun penuh keharmonisan, menggambarkan aktivitas sehari-hari masyarakat pesisir yang bersinergi dengan alam.

Para penari, yang biasanya terdiri dari perempuan dan laki-laki, mengenakan pakaian adat khas Tobalesan dengan warna-warna cerah yang melambangkan semangat hidup dan harapan.

Iringan musik tradisional dari alat-alat musik bambu dan gendang turut memperkuat nuansa kebudayaan lokal dalam setiap pertunjukan.

Tari Molafa juga kerap dibawakan dalam upacara adat atau perayaan panen laut, sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil yang melimpah.

Di tengah arus modernisasi dan globalisasi  yang kian menggerus nilai-nilai budaya lokal, pelestarian Tari Molafa menjadi tantangan sekaligus harapan bagi generasi muda Suku Tobalesan.

Sebagai bagian dari keluarga besar Suku Tobalesan, Suapri berharap Tari Molafa tertanam agar budaya ini tetap hidup dan berkembang.

Upaya pelestarian bisa dimulai dari lingkup keluarga, dengan mengenalkan anak-anak pada nilai-nilai budaya dan seni tradisional sejak dini, serta mendorong partisipasi dalam kegiatan kebudayaan lokal.

Pemerintah daerah dan komunitas budaya juga diharapkan memberikan dukungan melalui program pelestarian seni tradisi, termasuk dokumentasi, pelatihan, hingga festival budaya.

“Tari Molafa bukan hanya simbol pencaharian, tetapi juga cerminan identitas dan jati diri masyarakat Tobalesan. Melestarikannya berarti menjaga warisan leluhur, menjaga keterhubungan dengan alam, dan memperkuat jalinan sosial antar generasi. Semoga keluarga besar kami, Suku Tobalesan, dapat terus menjaga dan meneruskan budaya ini sebagai kebanggaan bersama,” ucap Suapri yang juga sabagai PNS pada Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Donggala.

Baca Juga: http://Resepsi Milad Aisyiyah ke-108 Di Sulteng Semarak

News Feed