Sekjen HKTI Kunjungi Kawasan Ekonomi Perbatasan Tiongkok–Vietnam

Nasional136 views

PENATEGAS – Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Abdul Kadir Karding, melakukan kunjungan kerja strategis ke pelabuhan kawasan ekonomi perbatasan antara Nanning–Tiongkok dan Vietnam, tepatnya di Pingxiang, salah satu gerbang darat terbesar bagi perdagangan buah-buahan ASEAN ke pasar Tiongkok.

Kunjungan ini sekaligus menjadi bagian dari agenda Forum Ruang Kerjasama Proyek Platform AI Digital untuk Industri Durian Tiongkok–Indonesia.

Pingxiang dikenal sebagai simpul utama perdagangan durian dan buah tropis dari Asia Tenggara. Dari sinilah sebagian besar durian dari berbagai negara ASEAN—terutama melalui jalur Vietnam—memasuki Tiongkok sebelum didistribusikan ke berbagai pasar grosir besar di seluruh negeri.

Posisi strategis inilah yang menjadikan kawasan tersebut sebagai “urat nadi” rantai pasok hortikultura Asia, khususnya komoditas durian yang permintaannya terus meningkat setiap tahun.

Di kawasan perbatasan ini, seluruh arus barang diawasi secara ketat oleh otoritas bea cukai Tiongkok dan Vietnam. Setiap komoditas yang melintas wajib melalui prosedur pemeriksaan kualitas, keamanan pangan, dan administrasi ekspor–impor yang sangat terstruktur.

Pada musim puncak, ratusan hingga ribuan ton buah memasuki Tiongkok melalui pelabuhan darat ini. Bahkan, dalam periode tertentu, permintaan perusahaan logistik dapat mencapai hampir 2.000 kontainer buah untuk memenuhi kebutuhan pasar Tiongkok yang sangat besar.

Melihat langsung proses logistik lintas negara ini, Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa Pingxiang bukan sekadar pintu gerbang perdagangan, tetapi pusat distribusi vital yang menghubungkan produsen buah dunia dengan konsumen terbesar di Asia.

“Kunjungan ini memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai betapa strategisnya perbatasan Pingxiang sebagai simpul utama rantai pasok buah tropis, khususnya durian,” ujarnya, Rabu (26/11/25)

Dalam forum kerja sama yang diselenggarakan di Nanning, Karding menyampaikan pesan penting terkait arah kebijakan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Ia menekankan bahwa pemerintah sangat fokus menjadikan sektor pertanian sebagai motor pertumbuhan ekonomi baru. Berbagai kebijakan dirancang untuk mendorong hilirisasi, memperkuat akses pasar, hingga mempercepat ekspor komoditas hortikultura ke Tiongkok.

“Seluruh kebijakan pemerintah diarahkan untuk memperkuat hilirisasi dan membuka akses ekspor selebar-lebarnya. Indonesia tengah menyiapkan regulasi pro-investasi serta mempermudah seluruh proses perizinan agar industri durian kita semakin kompetitif,” jelasnya.

Saat ini, Indonesia memiliki 71.000 hektare lahan durian yang menjadi basis pengembangan nasional. Pemerintah sedang mempersiapkan program besar berupa ekstensifikasi 60.000 hektar dan intensifikasi 11.000 hektar di 25 provinsi.

Dengan iklim tropis yang ideal dan kapasitas produksi yang meningkat, Indonesia menargetkan diri menjadi salah satu pemain utama durian dunia dalam beberapa tahun ke depan.

Karding menegaskan bahwa kehadiran delegasi Indonesia dalam forum kerja sama ini menunjukkan komitmen kuat untuk membangun hubungan strategis yang saling menguntungkan.

“InsyaAllah, forum ini akan menjadi langkah konkret memperluas potensi ekspor dan memperkuat kemitraan strategis di sektor pertanian, khususnya durian,” pungkasnya.

Kunjungan ini diharapkan membuka babak baru bagi kerja sama pertanian Indonesia–Tiongkok, sekaligus mempercepat transformasi Indonesia sebagai raksasa baru dalam industri durian global.

Baca juga: https://penategas.id/satresnarkoba-polresta-balikpapan-ringkus-tiga-pelaku-sabu-dua-residivis-kembali-beraksi/