PENATEGAS – Warisan budaya tenun tradisional khas Sulawesi Tengah kembali menggeliat lewat karya-karya memukau dari Kelompok Pengrajin Tenun Yamamore e Tugiama, yang dipamerkan di Galeri Tenun Desa Wisata Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala.
Di galeri ini, pengunjung dapat menyaksikan secara langsung keindahan dan keunikan kain Buya Sabe, Subi, dan Bomba, tiga jenis tenunan khas Donggala yang sarat akan makna dan nilai kearifan lokal.
Ketiga jenis tenun ini bukan sekadar kain, tetapi cerminan dari identitas, sejarah, dan filosofi masyarakat suku Kaili.
Kain Buya Sabe, dengan motif yang rumit dan warna-warna berani, melambangkan kekuatan dan keberanian perempuan Kaili dalam menjaga adat.
Subi, tenunan halus dengan pola elegan, biasanya dipakai dalam upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan.
Sementara Bomba adalah simbol kedamaian dan keteguhan hati, dengan motif yang merepresentasikan keseimbangan antara manusia dan alam.
Kelompok Yamamore e Tugiama yang digawangi oleh para perempuan lokal, terus berupaya melestarikan teknik tenun warisan leluhur secara turun-temurun.
Mereka tidak hanya menenun kain, tapi juga menenun sejarah dan identitas budaya masyarakat Donggala agar tetap hidup di tengah gempuran modernitas.
Menurut Kepala Desa Towale Muhamad Subhan Tahir, S.H, sejak galeri dibangun, animo masyarakat dan wisatawan terhadap kain tenun ini terus meningkat, baik untuk koleksi pribadi, busana etnik modern, hingga keperluan seremoni budaya.

“Kami membuka ruang bagi siapa saja yang ingin mengenal, membeli, bahkan belajar menenun langsung bersama para pengrajin,” ujar Kades Subhan panggilan akrabnya di Galeri Tenun Desa Wisata Towale, Jumat (20/06/25)
Desa Wisata Towale sendiri telah dikenal sebagai salah satu destinasi unggulan di Donggala, tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya dan produk kerajinan tangan yang ditawarkan.
Bagi masyarakat dan wisatawan yang tertarik memiliki atau mengetahui lebih dalam tentang kain Buya Sabe, Subi, maupun Bomba, silahkan berkunjung langsung ke Galeri Tenun di Desa Wisata Towale.
Selain bisa membeli langsung dari pengrajin, pengunjung juga dapat menyaksikan proses tenun tradisional yang dilakukan dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), yang menambah nilai seni dan keaslian setiap lembar kain.
“Mari dukung pelestarian budaya lokal dengan mencintai dan menggunakan produk tenun asli Donggala,” ajak Kades yang kerap meberdayakan masyarakatnya.
Baca Juga: http://Empat Kades PAW Dilantik, Bupati Donggala Himbau Jalankan Amanah dengan Tulus