KRITIS DI ERA KEBENARAN BARU
(Energi Melawan Penghianatan)
https://penategas.id ADINDA Ruslan Sangadji (Ocan) mengirimkan postingan seorang perempuan yang mengaku ahli lingkungan Hidup. Perempuan itu menyerang Prof. Ikrar Nusa Bhakti sebagai profesor Hoax. Lantaran, Prof Ikrar menyoroti problema pertambangan di Raja Ampat Papua.
Saya beri tanggapan begini. Trims Ocan, postingan ini membuat kita menarik pelajaran besar bahwa kita, kata Dahlan Iskan sedang hidup di era kebenaran baru.
By, Muhd Nur SANGADJI
(Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Tadulako).
Tapi, karena kita adalah manusia berakal dan berhati nurani. Maka, keduanya (akal dan nurani) ini yang akan menyaring kebenaran itu. Tidak peduli, di era seperti apa pun keadaannya.
Setelah menonton vidio itu, saya berfikir. Ini kayaknya, perempuan jadi-jadian. Tidak jelas namanya siapa. Asal dari mana. Apalagi mengangkuhkan diri paling faham lingkungan hidup. Bahkan, mengaku ahli penilai PROPER lagi….. !!!
Di group orang Sulteng di mana Gubernur juga ada di dalamnya. Kawan-kawan pernah soalkan penghargaan PROPER kepada perusahaan yang fakta lapangannya, justru merusak lingkungan. Saya berfikir, jika betul. Jangan-jangan, tipe manusia macam ini yang jadi penilainya.
Saya termasuk yang tidak kaget. Karena, pernyataan jenis begini mengingatkan saya pada apa yang dialami oleh Prof Jayani dan Kawan-kawan di Universitas Tadulako. Waktu mereka bergerak membongkar kasus korupsi di Universitas tersebut. Jayani dituduh Sebagai Profesor Penyebar Hoax.. Profesor Tukang Fitnah…* Meracuni pikiran Masyarakat.. Perusak Citra UNTAD…., Membuat masyarakat tidak mau masukan anaknya ke Untad. Profesor sakit hati karena pernah kalah Pilrek …dan dlll…
Ternyata, pernyataan begini diproduksi oleh para pendukung fanatik (buzzer). Saya jadi makin yakin, pepatah Jerman yang selalu disetir Bung Hatta….. “Karakter manusia ditentukan atau dilihat dari bagaimana caranya dia mencari makan”.
Begitu kasus Tadulako terbukti di pengadilan. Dan, satu-persatu para pelakunya dipecat. Dicabut gelar dan diberhentikan dari ASN. Langsung, semuanya tiaraaaaaaaap.
Jadi, kita yang sedang hidup di era Post trust ini…. Hanya kekuatan Akal dan Nurani yang mampu menyaringnya. Nurani, adalah suara hati atau kejujuran yang tidak akan pernah bisa ditipu. Bahkan, sekalipun oleh penipu itu sendiri.
Karena kebingungan pada Era itulah. Maka, kita dituntun dengan doa ini …. “Duhai Allah, perlihatkan kepada kami, yang hak itu, benar benar hak dan beri kekuatan kami untuk memperjuangkannya… dan perlihatkan yang batil (salah) itu benar benar batil, dan berikan kami kekuatan untuk menghindarinya.”
Tuntutan religi ini ingin bilang bahwa nanti akan ada era. Dimana, yang benar terlihat seperti salah dan yang salah terlihat seperti benar.
Jadi, ternyata agama telah mengantisipasi era kebenaran baru itu, jauh hari. Semogalah kita semua ada di barisan pembela Kebenaran yang basis berfikirnya, adalah Akal dan Nurani. Bukan Bayaran, Makanan dan atau Jabatan. Tiga hal ini yang melahirkan manusia penghianat. Dan, menjadi sebab mengapa bangsa ini begitu lama terjajah. Namun, mentalitas ini nampaknya masih subur, meskipun kita telah hampir 80-an tahun merdeka. Sayang sekali.
Baca Juga: http://Lurah Tegur Pelaku Usaha yang Abaikan Kepentingan Umum