Saatnya Perempuan Tampil di Pilkada Palu
PENATEGAS – Pengamat komunikasi politik Universitas Tadulako Palu, Dr. Achmad Herman mengatakan sudah saatnya perempuan tampil di Pilkada Kota Palu pada 2024 ini, walaupun dalam perspektif komunikasi politik, banyak asumsi yang mengatakan bahwa politik adalah dunianya bagi kaum laki-laki.
“Padahal dalam beberapa contoh ada juga perempuan yang berhasil dalam dunia politik atau menjadi pemimpin. Bagi saya, saatnya perempuan di Kota Palu guna menunjukkan kompetensinya dalam memimpin dan memulai sebuah New Era Government,” jelas dosen yang akrab disapa Acher ini.
Apalagi kata dia, jika perempuan tersebut mempunyai kompetensi dan kapasitas yang mumpuni. Salah satu kandidat yg digadang-gadang adalah Imelda Liliana Muhidin.
Sebagai calon Doktoral Ilmu Sosial bidang komunikasi, Imelda dinilai Mumpuni dan memiliki kapasitas.
“Semua figur yang memiliki kompetensi boleh mengajukan diri untuk menjadi orang nomor satu di Kota Palu. Semakin banyak figur maka masyarakat juga akan disuguhkan variasi pilihan. Termasuk figur perempuan,” jelasnya.
Kata dia, ada beberapa hal yang perlu dicermati yaitu, pertama, para kontestan harus mampu meyakinkan konstituen melalui visi misi dan program kerja yang terukur, bukan hanya sekedar jargon atau jualan politik demi menarik minat konstituen.
Yang kedua, terang doktor Acher, persoalan elektabilitas dan popularitas juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Ada figur yang populer tapi agak sulit terpilih, namun ada juga yang elektabilitasnya tinggi tapi tidak terlalu populer.
“Dan yang ketiga, mampu memahami urgensitas yang dibutuhkan oleh masyarakat Kota Palu yang sangat majemuk,” tandasnya.
Menurut Acher, siapapun calonnya harus mempunyai rekam jejak yang berkualitas, visioner, program yang merakyat atau membumi dan bertindak sebagai solusi bagi masyarakat Kota Palu yang majemuk.
“Untuk para ASN pada pilkada ini, harus menjunjung tinggi netralitas dengan berpijak pada kompetensi dan kapasitas figur yang layak dipilih untuk memimpin Kota Palu,” jelasnya.
Sedangkan KPU dan Bawaslu sebagai pihak penyelenggara lanjut dia, harus mengedepankan tata kelola pilkada dengan baik sesuai dengan tahapan dan regulasi yang ada.
“Memberikan ruang dan peluang yang sama bagi semua figur agar semangat ekualitas tercapai dengan baik. Suksesnya sebuah Pilkada sangat tergantung dari kerja keras kawan-kawan di KPU dan Bawaslu,” pungkasnya.