Harga Komoditas Hortikultura Turun di Pasar Ganti Donggala

Ekonomi179 views

PENATEGAS – Harga Komoditas Hortikultura turun di Pasar Malonda Kelurahan Ganti pada pekan ke dua, bulan Desember 2024. Berdasarkan pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Donggala, penurunan harga komoditas ini terjadi sangat signifikan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Donggala melalui Bidang Perdagangan yang menangani Barang Pokok dan Barang Penting (Bapoking), Arsyad, S.Sos mengungkapkan, harga komoditas hortikultura sebagian turun harga di Pasar Malonda jelang Natal dan 2024 dan Tahun 2025.

“Yang sangat mengalami penurunan harga adalah, komoditas hortikultura seperti, cabai merah keriting, cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan bawang merah,” sebut Arsyad di Donggala, Selasa (17/12/24).

Arsyad yang juga Kontributor Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan RI mengatakan, Cabe Merah Keriting awalnya Rp.22.666, turun menjadi Rp.18.000 atau 20,59%, Cabe Rawit Merah sebelumnya Rp.46.666 turun harga menjadi Rp.32.000 atau 31,43%, Cabe Rawit Hijau yang sebelumnya Rp.40.000 turun menjadi Rp.30.000 atau 25,00%, Bawang Merah dari harga Rp.45.000 turun menjadi Rp.44.000 atau 2,22%, Telur Ayam Ras dari harga Rp.32.000 turun menjadi Rp.29.333 atau 8,33%, Ikan Tongkol dari harga Rp.38.000 turun menjadi Rp.35.000 atau 7,89%, Jeruk Lokal 12.000 turun harga menjadi Rp.10.666 atau 11,11%, Kentang Sedang dari harga Rp.25.000 turun menjadi Rp.20.000 atau 20,00%,

Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga lanjutnya adalah Kacang Tanah dari harga 26.000 naik menjadi Rp.28.000 atau 7,69%, begitu pula harga Beras Bramo (medium) awalnya seharga Rp.11.400 naik menjadi Rp.12.000 atau 5,26%, ucapnya.

Berpengalaman belasan tahun lamanya memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Malonda Ganti, Arsyad mengungkapkan, bahwa sebagian besar bahan pokok di pasar tradisional moderen Kabupaten Donggala itu diimpor.

Ia mencontohkan beras cap bramo (medium), per- bulan Pasar Malonda Kelurahan Ganti menerima impor beras mencapai 15- 20 ton per-bulan dari luar daerah.

“Untuk beras cap bramo medium mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga beras ini terjadi disebabkan musim hujan yang memperlambat transportasi dari Sulawesi Selatan ke Kabupaten Donggala,” terangnya.

Sedangkan harga cabe rawit tuturnya, mengalami penurunan harga disebabkan belum ada permintaan dari pulau Kalimantan dan Manado Sulawesi Utara.

“Ini yang membuat harga cabai rawit mengalami kenaikan harga akibat tingginya permintaan dari Pulau Kalimantan dan Manado yang diimpor dari Sulawesi Selatan.

Arsyad belum dapat memastikan harga kebutuhan pokok akan bertahan. Dikhawatirkan kenaikan harga ini dapat berubah dalam waktu sepekan mendatang. Biasanya kenaikan harga bahan pokok ini naik pada pekan ketiga bulan Desember.

News Feed