Endeng, Perupa Asal Palu, Tampil Memukau dalam Panggung Kolaboratif “2 Kota 1 Panggung” di Balikpapan

Hiburan28 views

PENATEGAS — Aksi seni penuh daya ledak kembali tersaji dalam event nasional “2 Kota 1 Panggung” yang digelar di Plaza Balikpapan atau Borneo Bay Park, Sabtu malam (15/11/25).

Di antara deretan seniman yang tampil, nama Endeng Mursalin, perupa asal Kota Palu menjadi salah satu sorotan utama.

Ia menghadirkan energi berbeda dalam pementasan kolaboratif yang memadukan seni rupa, teater, musik, narasi, dan performa panggung yang membentur batas tradisi.

Sejak awal kemunculannya di atas panggung, Endeng langsung menarik perhatian publik. Bersama Cadio, perupa Balikpapan yang sudah dikenal luas, ia terlibat dalam aksi live painting yang menjadi denyut visual utama dalam pertunjukan.

Keduanya melukis secara spontan, cepat, dan penuh ledakan warna, menyatu dengan irama musik serta gerak teatrikal para performer lain.

Aksi ini menjadi bagian dari pementasan multi seni yang dirangkai oleh narasi kuat Udhien FM, serta dihidupkan oleh penampilan Emhan Saja dan Chika.

Properti panggung berupa tumpukan sampah menjadi simbol kritik sosial. Pesan tentang lingkungan, kebisingan dunia modern, dan keresahan manusia urban.

Endeng memanfaatkan momentum itu untuk menyalurkan ekspresi liar dan bebas, menjadikan kanvas sebagai ruang perlawanan sekaligus refleksi.

Ketua Rombongan Dewan Kesenian Rakyat (DKR) Palu, Udin Mujahid, menegaskan bahwa kehadiran seniman Palu, termasuk Endeng, bukanlah sekadar tampil.

“Mereka datang membawa misi gerakan. Ada tanggung jawab moral terhadap daerah, terhadap perkembangan seni, dan terhadap ruang-ruang kreatif yang harus terus dibangun,” ujarnya.

“2 Kota 1 Panggung” Part II kali ini memang tampil jauh lebih matang. Dengan mempertemukan komunitas dan pelaku seni dari Palu dan Balikpapan, acara ini menciptakan ruang dialog yang jarang terjadi dilintas kota, lintas disiplin dan lintas pengalaman.

Dari teater, musik, seni rupa, tari, sampai sastra, kolaborasi ini diharapkan menjadi motor penggerak ekosistem kreatif kedua daerah.

Pada puncak acara, aksi Endeng mencapai klimaks. Ia tampil habis-habisan, melukis dengan gerak tubuh yang begitu ekspresif, seolah seluruh emosinya tumpah di atas kanvas.

Meski hujan deras mengguyur Balikpapan, penonton tetap bertahan. Antusiasme tidak surut, justru sorakan semakin riuh, membuktikan kuatnya daya magnet perhelatan seni kolaboratif ini.

Di tengah guyuran hujan, lampu panggung, dan warna-warna yang berhamburan, Endeng menjelma menjadi representasi spirit kolaborasi itu sendiri, liar, bebas, dan penuh keberanian.

“2 Kota 1 Panggung” pun kembali mencatatkan dirinya sebagai ruang temu yang bukan hanya memukau, tetapi juga menggetarkan

 

Baca Juga:  https://penategas.id/jejak-senyap-sang-realis-dari-balikpapan-yang-menggetarkan-dunia/