Emhan’saja Seniman Gaek, Kontribusi GSMS Dalam Pengembangan Kreativitas, Karakter, dan Apresiasi Terhadap Budaya Nasional

Daerah60 views

PENATEGAS  – Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) terus menjadi angin segar bagi dunia pendidikan di Sulawesi Tengah. Program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini bertujuan melestarikan seni dan budaya Indonesia dengan cara mempertemukan siswa di sekolah dengan seniman profesional. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, para pelajar diajak mengenal berbagai cabang seni sekaligus menanamkan nilai-nilai budaya bangsa.

Salah satu seniman lokal yang terlibat aktif dalam program ini adalah Emhan’saja, tokoh teater asal Kota Palu yang direkrut oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah untuk membina pelajar dalam bidang seni teater.

Dengan pengalamannya yang panjang di dunia seni, Emhan’saja memaknai GSMS bukan hanya sebagai kegiatan pengenalan seni, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter dan jiwa kebangsaan generasi muda.

“Gerakan Seniman Masuk Sekolah ini bertujuan melestarikan seni dan budaya, menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal maupun nasional, sekaligus membentuk karakter yang aktif, kreatif, apresiatif, dan inovatif,” jelas Emhan’saja di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah (28/10/25).

Ia menambahkan, hadirnya program GSMS juga menjadi solusi atas keterbatasan tenaga pengajar seni di banyak sekolah. Dengan kehadiran seniman profesional, siswa bisa belajar langsung dari pelaku seni yang memahami nilai, teknik, dan filosofi di balik setiap karya. Hal ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem sekolah yang berbudaya dan menyenangkan.

“Kita ingin menciptakan suasana belajar yang hidup, di mana seni tidak hanya diajarkan sebagai teori, tetapi menjadi bagian dari keseharian siswa. Sekolah harus menjadi ruang yang menumbuhkan identitas budaya,” ujarnya.

Emhan’saja sendiri bukan sosok baru dalam dunia seni teater. Ia telah berkecimpung sejak tahun 1984, memerankan berbagai tokoh di atas panggung, sekaligus aktif dalam organisasi kesenian di Kota Palu.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komite Teater dan Direktur Pertunjukan dan Pagelaran di Dewan Kesenian Kota Palu selama dua periode. Kini, ia dipercaya sebagai Pengawas Yayasan Pelaku Teater Indonesia, sebuah lembaga yang berperan dalam pengembangan teater nasional.

Menurutnya, seni memiliki peran penting dalam pendidikan karakter. Lewat seni, siswa belajar tentang empati, kedisiplinan, kepekaan sosial, serta keberanian dalam mengekspresikan diri. Nilai-nilai tersebut, kata dia, sangat penting untuk membentuk pribadi yang kuat dan berbudaya.

“Seni adalah sarana pendidikan karakter paling efektif. Kegiatan berkesenian menumbuhkan empati, disiplin, kepekaan sosial, dan keberanian berekspresi,” tuturnya penuh semangat.

Emhan’saja menegaskan, inti dari Gerakan Seniman Masuk Sekolah bukan hanya soal kemampuan artistik, melainkan pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan melalui proses kreatif.

Ia berharap para pelajar yang terlibat dalam program ini dapat menjadikan seni sebagai bagian dari hidup mereka, bukan sekadar kegiatan tambahan.

“Hal terpenting dari program ini adalah bagaimana kesenian menjadi wahana belajar bagi siswa untuk memahami kreativitas sebagai nilai hidup. Dari situ mereka belajar menjadi pribadi yang utuh, mandiri, dan mencintai budayanya,” pungkasnya.

Melalui GSMS, para seniman seperti Emhan’saja membuktikan bahwa pendidikan seni bukan hanya memperkaya jiwa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran budaya dan karakter bangsa yang kokoh.

Dengan semangat kolaborasi antara seniman dan sekolah, seni Indonesia terus hidup dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan budayanya.

 

Baca Juga: https://penategas.id/semangat-pemuda-donggala-menggema-di-hari-sumpah-pemuda-ke-97-jangan-takut-bermimpi-besar/

News Feed