Donggala Menyala untuk Pendidikan: Ribuan Seragam Dibagikan, Kerja Bupati Mulai Terasa Dampaknya

Nasional36 views

PENATEGAS – Harapan baru bagi dunia pendidikan di Kabupaten Donggala mulai menyala. Ratusan siswa sekolah dasar dan menengah pertama menerima seragam sekolah baru sebagai simbol pembukaan akses pendidikan yang lebih setara.

Bukan sekadar kain yang membalut tubuh, seragam-seragam itu kini menjadi gambaran tekad pemerintah daerah untuk menghadirkan peluang belajar yang lebih layak, merata, dan bermartabat bagi seluruh anak Donggala terutama mereka yang tumbuh dalam keterbatasan ekonomi.

Penyaluran seragam ini merupakan salah satu program prioritas dalam 100 hari kerja Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, bersama Wakil Bupati Taufik M. Burhan, sebagai wujud nyata dukungan terhadap gerakan “Donggala Kanamavali” (Donggala Cerdas).

Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari pemenuhan standar pelayanan minimal sektor pendidikan dan menguatkan komitmen pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan peserta didik, sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Seragam SMP yang siap disalurkan. (ft: suapri)

Pada tahap pertama, pendistribusian dilakukan di Kecamatan Banawa dan Kecamatan Rio Pakava, dengan pengawasan melekat dari Inspektorat Daerah. Pemerintah menegaskan bahwa seluruh proses dilakukan transparan dan tepat sasaran.

Selanjutnya, distribusi akan bergerak menuju Kecamatan Tanantovea, Labuan, Sindue, dan Sojol setelah titik penyaluran disepakati oleh tim pendamping.

Hingga kini, Kecamatan Pinembani menjadi wilayah dengan kebutuhan tertinggi yang belum tersentuh, mencakup estimasi ±5.000 pasang seragam SMP.

Jenis seragam SMP yang disiapkan meliputi putih-biru lengan panjang dan Pramuka lengkap. Sementara itu, untuk tingkat SD, distribusi bantuan jauh lebih besar, yaitu lebih dari 10.000 pasang seragam, termasuk seragam merah–putih serta seragam lengkap untuk siswi berhijab.

Seluruh data sasaran diperoleh melalui sistem Dapodik, memastikan bantuan dialokasikan berdasarkan jumlah siswa riil di sekolah, bukan asumsi administratif.

Total 98 SMP telah masuk dalam daftar penerima, meski dua sekolah dinyatakan gugur karena penurunan jumlah murid, dan satu lembaga pesantren masih dalam status pengecualian.

“Ini adalah amanat undang-undang, bukan sekadar janji kampanye. Pendidikan adalah hak setiap anak tanpa memandang ekonomi keluarganya,” tegas Kabid Pembinaan SMP Dikbud Donggala, Irwan, S.H, saat pendistribusian di Banawa, Selasa (02/12/25).

Seragam SDN 13 dan SMP di Kecamatan Tanantovea yang disalurkan (ft: suapri)

Menariknya, pemerintah tidak berhenti pada seragam. Kini tengah dikaji kemungkinan pemberian bantuan stimulan berbasis prestasi bagi siswa berkemampuan akademik tinggi namun berasal dari keluarga kurang mampu.

Skema ini dirancang dengan pendekatan keberpihakan dan empati agar prestasi tidak padam hanya karena keterbatasan biaya.

Pemerintah juga menekankan etika publikasi agar dokumentasi kegiatan tidak berfokus pada pejabat, melainkan pada anak-anak penerima manfaat.

Foto harus menggambarkan esensi program bukan sekadar pencitraan.Program seragam ini bukan sekadar distribusi barang; ia adalah strategi pembuka jalan masa depan.

Dengan hadirnya seragam baru, pemerintah berharap tidak ada lagi anak Donggala yang mengurungkan langkah ke sekolah hanya karena biaya. Penyaluran tahap berikutnya segera menyusul setelah finalisasi wilayah pendistribusian.

Baca Juga:  https://penategas.id/wabup-dorong-penguatan-peran-kecamatan-sebagai-garda-terdepan-pelayanan-publik/