Danlanal Palu Sosok Humble dan Humanis di Balik Suksesnya Operasi Trisila HUT TNI AL ke-80 di Sulawesi Tengah

Nasional136 views

PENATEGAS – Rangkaian kegiatan Satuan Tugas (Satgas) Operasi Trisila 25 Tahap III Koarmada II bersama Pangkalan TNI AL (Lanal) Palu sukses digelar di Sulawesi Tengah dalam momentum HUT TNI AL ke-80.

Lawatan KRI Teluk Ende-517 yang bersandar di Pantai Talise, Kota Palu, pada Senin (15/09/2025), menjadi sorotan masyarakat dengan berbagai agenda latihan militer, bakti sosial, hingga aksi kemanusiaan yang melibatkan banyak pihak.

Sejak awal, kedatangan KRI Teluk Ende-517 langsung ditandai dengan latihan pendaratan Marinir di pesisir Pantai Talise.

Atraksi itu menggambarkan kesiapsiagaan prajurit Angkatan Laut dalam menghadapi ancaman di lautan.

Namun di balik gemerlap operasi militer tersebut, ada sosok penting yang berperan besar dalam keberhasilan kegiatan: Komandan Lanal Palu, Kolonel Laut (P) Marthinus Sir.

Pria kelahiran Kalabahi, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, tahun 1980 ini dikenal bukan hanya sebagai pemimpin militer tangguh, melainkan juga figur yang humble dan humanis.

Kepiawaiannya menjalin sinergi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu, Kabupaten Donggala, PT. Citra Palu Mineral (CPM), hingga Palang Merah Indonesia membuat Operasi Trisila diwarnai nuansa kemanusiaan.

Berbagai kegiatan sosial digelar, mulai dari pembagian sembako, pasar murah, pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, hingga bantuan sarana air bersih berupa tandon permanen.

Nelayan pesisir juga mendapat dukungan berupa rumpon dan rumah rumpon sebagai bentuk kepedulian TNI AL terhadap ketahanan ekonomi masyarakat.

Jejak Karir dan Karakter Humanis

Marthinus Sir memulai karier militernya sejak masuk Akademi Angkatan Laut tahun 2001.

Ia menekuni spesialisasi senjata bawah air, melanjutkan pendidikan di DIKLAPA KOUM, SESKO TNI Angkatan Udara, hingga kursus internasional seperti Principal Warfare Officer (PWO) dan Rule of Segment di Australia.

“Sebagai perwira laut, kita dituntut memahami senjata, sensor, hingga strategi peperangan modern. Tugas itu berat, tetapi harus dijalani dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya.

Meski sibuk sebagai Komandan, Marthinus tetap menunjukkan sisi humanisnya. Dalam momen Joy Sailing KRI Teluk Ende-517 dari Donggala ke Palu, ia sempat menghibur undangan dengan menyanyikan lagu Cotton Fields.

Suaranya yang merdu membuat suasana semakin akrab, menunjukkan bahwa seorang pemimpin bisa dekat dengan siapa saja.

Visi Kepemimpinan

Sebagai Komandan Lanal Palu sejak lebih dari setahun terakhir, Marthinus memiliki visi besar: meningkatkan kualitas sumber daya manusia prajurit.

“Prajurit adalah aset utama organisasi. Mereka harus dikelola, dilatih, dan didorong agar benar-benar profesional. Dengan begitu, tugas dari pimpinan bisa terlaksana dengan optimal,” tegasnya.

Selain menekankan profesionalisme, ia juga meneguhkan pentingnya spiritualitas.

“Kita ada karena kehidupan yang diberikan Tuhan. Maka dalam dinamika apapun, fondasi utama adalah selalu melekat dengan Sang Pencipta,” tambahnya.

Pesan untuk Generasi Muda

Marthinus, yang didampingi istri tercinta Effelyn Valentina selaku Ketua Jalasenastri Lanal Palu, tak lupa menitipkan pesan kepada generasi muda, khususnya Gen Z.

“Kalian adalah aset berharga bangsa. Memanfaatkan talenta, kembangkan kompetensi, dan jadilah kontributor utama bagi NKRI. Indonesia emas harus kita capai bersama, agar kita bisa bersaing di kancah internasional,” tutupnya.

Keberhasilan Operasi Trisila di Sulawesi Tengah tidak hanya meninggalkan kesan militer yang kuat, tetapi juga jejak kemanusiaan yang dalam.

Dan dibalik itu semua, sosok Kolonel Laut (P) Marthinus Sir berdiri sebagai pemimpin yang rendah hati, humanis, sekaligus visioner.

 

Baca Juga: https://penategas.id/vanya-wijaya-siap-tampil-di-grand-final-joko-roro-cilik-2025-dan-kenalkan-wisata-kabupaten-malang-lewat-lagu/