Budaya Patriarki dan Interpretasi Keagamaan Dapat Jadi Penyebab Kekerasan Perempuan

Daerah235 views

PENATEGAS – Kekerasan terhadap perempuan biasanya terjadi karena budaya patriarki dan interpretasi keagamaan. Penegasan itu disampaikan Ketua FKUB Sulteng, Prof Dr Zainal Abidin, saat membuka kegiatan Dialog Kaukus perempuan lintas agama, yang digelar di gedung BPMP Sulteng, Selasa(3/12/24).

Prof. Zainal mengatakan, sejak dulu, anak laki-laki dan anak perempuan diberlakukan berbeda sejak lahir. Inilah budaya Patriarki dan Interpretasi Keagamaan yang ada sejak lama di negeri kita, sehingga bias gender. Hal lainnya kata Prof Zainal, Interpretasi keagamaan, sering diperkuat oleh tafsir-tafsir keagamaan tanpa melihat konteks sosial kultural sehingga juga bias gender.

“Padahal dalam agama mana pun, kekerasan terhadap perempuan dilarang. Bahkan perempuan dalam agama Islam harus dimuliakan. Sesuai Sabda Nabi, bahwa orang terbaik diantara kalian adalah orang yang berlaku baikpada istrinya,” tandasnya.

Kegiatan tersebut, selain menghadirkan Prof Zainal, juga menghadirkan Narasumber lain, diantaranya, Sekretaris FKUB, Dr Muhammad Munif Godal, Tokoh Katolik, Pastor Terry Ponomban, Tokoh Kristen, Esriyati Ndese, dan Tokoh LSM Perempuan, Mutmainnah Korona yang juga anggota DPRD Kota Palu,serta ketua Kaukus Perempuan Lintas agama, Dr. Nudiatulhuda Mangun.

Menurut Nudiatulhuda Mangun, bahwa Kaukus perempuan adalah wadah berkumpulnya perempuan lintas agama dibawah naungan FKUB Sulawesi Tengah. Maka itulah, penting dalam menyatukan persepsi dalam melihat kasus kekerasan terhadap perempuan di Sulawesi Tengah.

“Melalui Kaukus perempuan ini kita terus berupaya maksimal mencegah kekerasan terhadap perempuan,” tandasnya. Kegiatan dialog tersebut kata Ketua PW Aisyiyah Sulteng ini, sengaja digelar Desember karena momentumnya tepat, karena saat ini ada dua hari penting yakni hari anti kekerasan terhadap perempuan internasional dan hari Ibunasional.

“Di Sulteng terdapat ratusan kasus kekerasan terhadap perempuan, yang menjadi perhatian bersama untuk dicegah di masa mendatang,” jelasnya. Sementara anggota Kaukus Perempuan, Nova Herlina saat ditemui PENATEGAS.ID, mengatakan, bahwa kegiatan dialog tersebut sebagai bentuk kesadaran bersama dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan di Sulawesi Tengah.

“Sebagai umat beragama, khususnya kaum perempuan, penting membangun kesadaran bersama dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan,” jelas Sekretaris Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia Sulteng ini. Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah peserta dari berbagai lintas agama, ormas perempuan, LSM perempuan, pelajar dan mahasiswa.

News Feed