Banjir Rusak Ruas Trans Palu–Donggala, Aktivitas Tambang Galian C Disorot Warga

Nasional341 views

PENATEGAS – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Palu dan Kabupaten Donggala pada Sabtu (29/11/25) petang sekira pukul 17.30 WITA kembali memicu banjir yang menerjang sejumlah titik di sepanjang jalur Trans Palu–Donggala.

Warga menilai aktivitas tambang galian C di kawasan pegunungan menjadi salah satu faktor yang memperparah aliran air hingga menggerus alur sungai alami dan merusak badan jalan.

Banjir kali ini membawa material lumpur, batu, hingga potongan kayu dari daerah perbukitan. Arus deras mengalir cepat menuju permukiman dan badan jalan, terutama di kawasan Kelurahan Watusampu, Kecamatan Ulujadi, hingga menjalar ke wilayah Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

Ruas vital yang menghubungkan Palu dan Donggala itu sempat terganggu karena tumpahan air bah yang melintas di beberapa titik. Meski hujan telah reda dan air mulai surut, warga masih waspada.

Mereka menegaskan bahwa banjir yang berulang kali terjadi di jalur tersebut tidak hanya disebabkan cuaca ekstrem. Aktivitas tambang galian C yang sudah berlangsung lama di lereng-lereng pegunungan disebut menjadi penyebab utama rusaknya ekosistem dan hilangnya area resapan air.

“Setiap hujan sedikit lebih deras, air langsung turun tanpa kendali. Dulu tidak separah ini sebelum ada tambang,” ungkap salah satu warga Desa Loli yang melihat langsung air menggerus alur sungai dan meluber ke jalan raya.

Warga menuntut adanya tindakan tegas pemerintah untuk mengevaluasi aktivitas penambangan yang dianggap sudah merusak lingkungan sekitar.

Di hari yang sama, banjir juga melanda Desa Lalundu, Kecamatan Rio Pakava, setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur daerah itu selama beberapa jam.

Air sempat menggenangi pemukiman warga, khususnya di wilayah Dusun 5. Beruntung, tidak ada kerusakan berat yang dilaporkan, dan kebutuhan mendesak warga hingga kini dinyatakan nihil. Menjelang malam, air mulai surut dan situasi kembali terkendali.

Tak hanya wilayah selatan, bagian utara Kabupaten Donggala juga terdampak. Sejumlah desa di Kecamatan Sojol, seperti Desa Tonggolobibi Dusun 8 Silobo, Desa Siboang, dan Desa Balukang, ikut terendam banjir. Curah hujan tinggi memicu luapan air sungai yang membanjiri jalan dan pekarangan rumah warga.

Rangkaian kejadian banjir di berbagai titik ini kembali menguatkan desakan masyarakat terhadap pemerintah daerah, khususnya terkait pengendalian tambang galian C.

Banyak pihak menilai aktivitas penambangan yang tidak terkendali telah mengikis daya dukung lingkungan, membuat wilayah pesisir dan jalan utama lebih rentan mengalami banjir bandang.

Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang masih melakukan pemantauan dan pendataan dampak banjir di sejumlah wilayah. Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar bencana serupa tidak terus berulang dari tahun ke tahun.

Baca Juga: https://penategas.id/polres-donggala-gencarkan-operasi-zebra-tinombala-2025-edukasi-dan-pencegahan-jadi-kunci-utama/