Agrinas dan LKPN Sulteng Satukan Langkah: Sibalaya Utara Bersiap Jadi “Desa Jagung 4 Tongkol”

Daerah82 views

PENATEGAS Sebuah langkah besar menuju kemandirian pangan tengah dimulai dari Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi.

Desa yang tenang di kaki pegunungan ini kini bersiap menjadi pusat inovasi pertanian jagung di Sulawesi Tengah, setelah mendapat kunjungan istimewa dari dua lembaga besar yang bergerak di bidang pangan dan pertanian, yakni PT Agrinas Palma Nusantara dari Jakarta Pusat dan Lembaga Ketahanan Pangan Naroso (LKPN) Sulawesi Tengah.

Kunjungan yang berlangsung, Rabu (29/10/25) itu menjadi tonggak baru bagi masyarakat Sibalaya Utara. Rombongan Agrinas yang dipimpin oleh Brigjen (Purn) Agung Khalid, bersama Ketua LKPN Sulawesi Tengah, Dra. Hj. Anneke Agustina Runtulalo, meninjau langsung potensi lahan pertanian serta mendata kelompok-kelompok tani di wilayah tersebut.

Dalam pertemuan di kantor desa, kedua pihak menyampaikan kabar gembira  rencana peluncuran program penanaman jagung unggulan “4 tongkol” yang akan disertai dengan pembagian pupuk organik gratis bagi para petani.

Program ini bukan sekadar menanam, tetapi menumbuhkan harapan. “Insya Allah, jika tidak ada hambatan, bulan depan program ini akan mulai berjalan di Desa Sibalaya Utara,” ungkap Anneke Runtulalo penuh optimisme.

Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan nasional dalam memperkuat kedaulatan pangan berbasis desa, dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat tani lokal.

Sementara itu, Brigjen (Purn) Agung Khalid menilai bahwa Sibalaya Utara memiliki semua modal untuk berkembang menjadi sentra jagung unggulan.

“Tanahnya subur, masyarakatnya semangat, dan pemerintah desanya responsif. Kombinasi ini sangat jarang ditemukan. Kami yakin, Sibalaya Utara bisa menjadi contoh desa pertanian maju dan mandiri di Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Sinergi antara Agrinas dan LKPN Sulawesi Tengah menjadi wujud nyata kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan nasional.

Agrinas, sebagai BUMN yang fokus pada pengelolaan dan pengembangan sektor pangan, menggandeng LKPN sebagai mitra daerah yang berperan dalam pendampingan petani, pembinaan kelompok tani, hingga pengawasan distribusi bantuan pertanian.

Kolaborasi ini diharapkan mampu mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif, menciptakan sistem pertanian berkelanjutan, serta memperkuat posisi petani lokal dalam rantai ekonomi pangan nasional.

Melalui pendekatan ini, setiap hektare lahan bukan hanya menghasilkan jagung, tetapi juga menghidupkan kembali ekonomi desa melalui peningkatan pendapatan, lapangan kerja, dan semangat gotong royong.

Namun, dibalik optimisme itu, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Kepala Desa Sibalaya Utara, Afdal, S.Pd mengungkapkan bahwa keterbatasan sumber air masih menjadi kendala utama masyarakat dalam mengembangkan lahan pertanian.

Air yang digunakan petani selama ini bersumber dari pipanisasi air gunung yang sejatinya diperuntukkan bagi kebutuhan rumah tangga.

“Kami berharap kehadiran Agrinas dan LKPN bukan hanya membawa program tanam jagung, tetapi juga solusi untuk ketersediaan air pertanian yang memadai,” ujarnya penuh harap.

Meski begitu, masyarakat Sibalaya Utara menyambut program ini dengan antusias. Para petani meyakini bahwa dengan pendampingan dan akses teknologi pertanian yang lebih baik, hasil panen jagung mereka bisa meningkat signifikan.

Mereka juga berharap program ini bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai inovasi pertanian lainnya, seperti pengolahan hasil panen dan pemasaran produk lokal.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, masyarakat tani, dan dua lembaga strategis nasional ini, langkah yang dimulai hari itu menjadi simbol kebangkitan baru bagi sektor pertanian di Sibalaya Utara.

Kolaborasi Agrinas dan LKPN Sulawesi Tengah bukan hanya tentang menanam jagung, melainkan tentang menanam masa depan membangun kemandirian pangan, menciptakan desa tangguh, dan memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan.

Sibalaya Utara kini tak lagi sekadar nama di peta Kecamatan Tanambulava. Ia sedang tumbuh menjadi “Desa Jagung 4 Tongkol”, desa percontohan yang akan menjadi bukti bahwa dengan kerja sama, semangat, dan kepercayaan, kemandirian pangan bukan hanya cita-cita, tetapi kenyataan yang bisa ditanam, dirawat, dan dipanen bersama.

 

Baca Juga: https://penategas.id/presiden-prabowo-musnahkan-214-ton-narkoba-senilai-rp29-triliun-tegaskan-perang-total-lawan-perusak-bangsa/

News Feed